KELUARGA KECIL NAN BAHAGIA

Keluarga yang selalu memberiku semua hal yang aku butuhka, Ayahanda yang selalu perhatian, Ibunda yang penuh kasih sayang, dan seorang Adik yang selalu tidak mau kalah dan berkeinginan keras

Me in Action

Pribadi bersahaja yang berusaha mengoptimalkan potensi demi kejayaan bangsa dan negeri

KABINET DAGRI 2011-2012 YANG LUAR BIASA

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

DAGRI ZZZUUPPEERR 2011/2012

Keluarga kecil yang terbentuk melalui sebuah proses indah organisasi

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label ISLAM itu Indah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ISLAM itu Indah. Tampilkan semua postingan

Senin, 30 Juli 2012

Fadhilah Shalat Tarawih

Untuk lebih mendorong kita melaksanakan ibadah-ibadah pada siang maupun malam-malam Ramadhan seperti Qiyamullail/Tarawih, berikut saya salinkan dialog Ali bin Abi Thalib r.a bersama Rasulullah SAW dalam kitab “Durratun Sahidin” halaman 66/67 Bab 4 tentang “Fadhilah Bulan Ramadhan sebagai berikut : “Ali bin Abi Thalib r.a bertanya kepada Rasulullah SAW tentang Fadhilah shalat Tarawih, dan Rasulullah menjawab : shalat Tarawih pada :
Malam 1 : Diampunkan dosanya bersih seperti bayi yang baru dilahirkan ibunya

Malam 2 : Diampuni dosanya dan dosa kedua orang tuanya yang mukmin

Malam 3 : Malaikat memanggilnya dari bawah “arasy” segeralah kamu beramal segeralah kamu beramal karena ALLAH mengampuni dosa-dosanya yang terdahulu

Malam 4 : Diberi pahala sebanyak pahala membaca taurat, injil, jabur dan Al-Qur’an

Malam 5 : Diberi pahala seperti pahala di masjidil haram, masjid Nabawi dan Masjidil Aqsa

Malam 6 : Seperti pahala tawaf di baitul makmur, seperti batu-batuan dan tanah liat beristighfar untuknya

Malam 7 : Seolah-olah bertemu dengan nabi Musa dan berjuang bersamanya melawan firaun dan Haman

Malam 8 : Diberi segala yang diterima nabi Ibrahim AS

Malam 9 : Seolah-olah ia beribadah yang dikerjakan nabi Muhammad SAW

Malam 10 : Allah SWT memberinya kebaikan dunia dan akhirat

Malam 11 : ia bakal meninggal dunia bersih dari segala dosa seperti baru dilahirkan dari perut ibunya

Malam 12 : Dihari kiamat wajahnya bercahaya seperti bulan purnama

Malam 13 : Kelak di hari kiamat aman dari segala azab

Malam 14 : Dibebaskan dari hisab (perhitungan) para malaikat memberikan kesaksian badah dan shalat tarawihnya

Malam 15 : Bershalawat/berdoa untuknya para malaikat penanggung arasy dan kursi

Malam 16 : Dibebaskan dari siksa neraka dan bebas pula masuk surga

Malam 17 : Diberi pahala seperti yang diterima para nabi

Malam 18 : Malaikat memanggilnya : “Ya hamba Allah” engkau dan kedua ibu bapakmu telah diridhai oleh Allah SWT

Malam 19 : Derajatnya ditinggikan di surga firdaus

Malam 20 : Diberi pahala syuhada dan shalihin

Malam 21 : Dibangun sebuah gedung nur di surga

Malam 22 : Kelak dihari kiamat aman dari bencana yang menyedihkan dan menggelisahkan

Malam 23 : Dibangun sebuah kota di surga

Malam 24 : Doa yang dipanjatkan sebanyak 24 doa dikabulkan

Malam 25 : Dibebaskan dari siksa kubur

Malam 26 : Pahala baginya ditingkatkan selama 40 tahun

Malam 27 : Melintasi shirat bagai kilat menyambar

Malam 28 : Ditinggikan derajatnya 1000 tingkat surga

Malam 29 : Diberi pahala sebanyak 1000 haji mabrur

Malam 30 : Diseru Allah SWT dengan firmannya ” Ya hambaku, silahkan makan buah-buahan surga, dan minumlah dari telaga kautsar, akulah Tuhanmu dan kamu adalah hambaku

Demikianlah dialog Ali bin Abi Thalib bersama Rasulullah SAW menguak keajaiban shalat Tarawih di tiap malamnya, semoga kita semua dapat shalat tarawih setiap malam bulan Ramadhan dan memperoleh pahala dan keajaiban-keajaiban seperti diatas. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Senin, 09 April 2012

Rahasia dipilihnya Jazirah Arabia Sebagai Tempat Kelahiran dan Pertumbuhan Islam


Berbicara tentang jazirah Arabia, tempat yang dipilih Allah sebagai tempat kelahiran dan pertumbuhannya, terlebih dahulu kita harus menjelaskan hikmah Ilahiyah yang menentukan bi’tsah Rasulullah saw di bagian dunia ini, dan pertumbuhan dakwah Islam di tangan bangsa Arab sebelum bangsa lainnya. Untuk menjelaskan hal ini, pertama kita harus mengetahui karakteirstik bangsa Arab dan tabiat mereka sebelum Islam, juga menggambarkan letak geografis tempat mereka hidup dan posisinya di antara negara-negara disekitarnya. Sebaliknya kita juga harus menggambarkan kondisi peradaban dan kebudayaan ummat-ummat lain pada waktu itu, seperti Persia, Romawi, Yunani, dan India.
Kita mulai pertama, menyajikan di sekitar jazirah Arab sebelum Islam. Pada waktu itu dunia dikuasai oleh dua negara adidaya yaitu Persia dan Romawi, kemudian menyusul India dan Yunani. Persia adalah ladang subur berbagai khayalan (khurafat) keagamaan dan filosof yang saling bertentangan. Di antaranya adlah Zoroaster yang dianut oleh kaum penguasa. Diantara falsafahnya adalah mengutamakan perkawinan seseorang dengan ibunya, anak perempuannya atau saudaranya. Sehingga Yazdasir II yang memerintah pada pertengahan abad kelima Masehi mengawini anak perempuannya. Belum lagi penyimpangan-penyimpangan akhlak yang beraneka ragam sehingga tidak bisa disebutkan di sini. Di persia juga terdapat ajaran Mazdakia, yang menurut Imam Syahrustani , didasarkan filsafat lain, yaitu menghalalkan wanita, membolehkan harta dan menjadikan manusia sebagai serikat seperti perserikatan mereka dalam masalah air, api dan rumput. Ajaran ini memperoleh sambutan luas dari kaum pengumbar hawa nafsu. Sedangkan Romawi telah dikuasi sepenuhnya oleh semengat kolonialisme. Negeri ini terlibat pertentangan agama , antara Romawi di satu pihak dan Nasrani di pihak lain. Negeri ini mengandalkan kekuatan militer dan ambisi kolonialnya dalammelakukan petualangan (naif) demi mengembangkan agama kristen,d an mempermainkannya sesuai dengan keinginan hawa nafsunya yang serakah. Negara ini pada waktu yang sama tak kalah bejatnya dari Persia. Kehidupan nista, kebejatan moral dan pemerasan ekonomi telah menyebar ke seluruh penjuru negeri, akibat melimpahnya penghasilan dan menumpuknya pajak.
Akan halnya Yunani maka negeri ini sedang tenggelam dalam lautan khurafat dan mithos-mithos verbal yang tidak pernah memberikan manfaat. Demikian pula India , sebagaimana dikatakan oleh ustadz Abul Hasan an-Nadawi, telah disepakai oleh para penulis sejarahnya, bahwa negeri ini sedang berada pada puncak kebejatan dari segi agama, akhlak ataupun sosial. Masa terebut bermula sejak awal abad keenam Masehi. India bersama negara tetangganya berandil dalam kemerosotan moral dan sosial. Disamping itu harus diketahui bahwa ada satu hal yang menjadi sebab utama terjadinya kemerosotan , keguncangan dan kenestapaan pada ummat-ummat tersebut, yaitu peradaban dan kebudayaan yang didasarkan pada nilai-nilai materialistik semata, tanpa ada nilai-nilai moral yang mengarahkan peradaban dan kebudayaan tersebut kejalan yang benar. Akan halnya peradaban berikut segala implikasinya dan penampilannya , tidak lain hanylaah merupakan sarana dan instrumen, Jika pemegang sarana dan instrumen tidak memiliki pemikiran dan nilainilai moral yang benar, maka peradaban yang ada di tangan mereka akan berubah menjadi alat kesengsaraan dan kehancuran. Tetapi jika pemegang memilikipemikiran yang benar, yang hanya bisa diperoleh melalu wahyu Ilahi, maka seluruh nilai peradaban dan kebudayaan akan menjadi sarana ang baik badi kebudayaan yang berbahagia penuh dengan rahmat di segala bidang.
Sementara itu, di jazirah Arabia hidup dengan tenang, jauh dari bentuk keguncangan tersebut. Mereka tidak memiliki kemewahan dan peradaban Persia yang memungkinkan mereka kreatif dan pandai menciptakan kemerosotan-kemerosotan, filsafat keserbabolhean dan kebejatan moral yang dikemas dalam bentuk agama. Mereka juga tidak memiliki kekuatan militer Romawi, yang mendorong mereka melakukan ekspansi kengera-negara tetangga. Mereka tidak memiliki filosofi dan dialetika Yunani yang menjerat mereka menjadi bangsa mithos dan khurafat. Karakteristik mereka seperti bahan baku yang belum diolah dengan bahan lain, masih menampakkan fitrah kemanusiaan dan kecenderungan yang sehat dan kuat, serta cenderung kepada kemanusiaan yang mulia, seperti setia, penolong, dermawan, rasa harga diri, dan kesucian. Hanya saja mereka tidak memiliki ma’rifat (pengetahuan) yang akan mengungkapkan jalan ke arah itu. Karena mereka hidup di dalam kegelapan, kebodohan, dan alam fitrahnya yang pertama. Akibatnya mereka sesat jalan, tidak menemukan nilai-nilai kemanusiaan tersebut. Kemudian mereka membunuh anak dengan dalih kemuliaan dan kesucian, memusnahkan harta kekayaan dengan alasan kedermawanan dan membangkitkan peperangan di antara mereka dengan alasan harga diri dan kepahlawanan.
Kondisi inilah yang diungkapkan oleh Allah dengan dhalil ketika mensifati dengan
firman-Nya : “Dan sesungguhnya kamu seblum itu benar-benar termsuk orang-orang yang sesat“ QS al-Baqarah 2 :198. Suatu sifat apabila dinisbatkan kepad kondisi ummat-ummat lain pada waktu itu, lebih banyak menunjukkan kepada I’tidzar (excuse) daripada kecaman, celaan, damn hinaan kepada mereka. Ini dikarenakan ummat-ummat lain tersebut melakukan penyimpangan-penyimpangan terbesar dengan “bimbingan“ sorot peradaban , pengetahuan dan kebudayaan. Mereka terjerembab ke dalam kubang kerusakan dengan penuh kesadaran, perencanaan, dan pemikiran. Di samping itu jazirah Arabia seara geografis terletak di antara ummat-ummat yang sedang dilanda pergolakan. Bila diperhatikan sekarang seperti dikatakan oleh ustadz Muahammad Mubarak, maka akan diketahui betapa jazirah Arabia terletak di antara dua peradaban, Pertama peradaban barat Materialistik yang telah menyajikan suatu bentuk kemanusiaan yang tidak utuh dan kedua peradaban Spiritual penuh dengan khayalan di ujung timur, seperti ummat-ummat yang hidup di India, Cina dan sekitarnya. Jika telah kita ketahui kondisi bangsa Arab di jazrah Arab sebelum Islam dan kondisi ummat-ummat lain di sekitarnya maka dengan mudah kita dapt menjelaskan hikmah Ilahiyah yang telah berkenan menentukan jazirah Arabia sebagai tempat kelahiran Rasulullah saw dan kerasulannya dan mengapa bangsa Arab ditunjuk sbagai generasi perintis yang membawa cahaya dakwah kepada dunia menuju agama Islam yang memerintahkan seluruh manusia di dunia ini agar menyembah kepada Allah semata. Jadi bukan seperti dikatakan oleh sebagian orang yang karena pemilikan agama batil dan peradaban palsu, sulit diluruskan dan diarahkan oleh sebab kebanggaan mereka terhadap kerusakan yang mereka lakukan dan anggapan mereka sebagai sesuatu yang benar. Sedangkan orang-orang yang masih hidup di masa pencarian , mereka tidak akan mengingkari kebodohan dan tidakakan membanggakan peradaban dan kebudayaan yang tidak dimilikinya. Dengan demikian mereka lebih mudah disembuhkan dan diarahkan. Kami tegaskan bukan hanya ini semata yang menjadi sebab utamanya, karena analisis seperti ini akan berlaku bagi orang yang kemampuannya terbatas, dan orang yang memiliki potensi. Analisis seperti tersebut di atas membedakan antara yang mudah dan yang sulit, kemudian diutamakan yang pertama dan dihindari ynag kedua, karena ingin menuju jalan kemudahan dan tidak menyukai jalan kesulitan. Jika Allah menghendaki terbitnya dakwah Islam ini dari suatu tempat, yaitu Persia, Romawi atau India, niscaya untuk keberhasilan dakwah ini Allah swt, mempersiapkan berbagai sarana di negeri tersebut, sebagaimana Dia mempersiapkan sarana di jazirah Arabia. Dan Allah tidak akan pernah kesulitan untuk melakukannya, karena Dia Pencipta segala sesuatu, Pencipta segala sarana termasuk sebab.
            Tetapi hikmah pilihan ini sama dengan hikmah dijadikannya Rasululah saw seorang ummi, tidak bisa menulis dengan tangan kanannya, menurut istilah Allah, dan tidak pula membaca, agar manusia tidak ragu terhadp kenabiannya, dan agar mereka tidak memiliki banyak sebab keraguan terhadap dakwahnya. Adalah termasuk kesempurnaan hikmah Ilahiyah, jika bi’ah (lingkungan) tempat diutusnya Rasulullah, dijadikan juga sebagai bi’ah ummiyah (lingkungan yang ummi), bila dibandingkan dengan ummat-ummat lainnya yang ada disekitarnya, yakni tidak terjangkau sama sekali oleh peradaban-peradaban tetangganya. Demikian pula sistem pemikirannya, tidak tersentuh sama sekali oleh filsafat-filsafat membingungkan yang ada di sekitarnya. Seperti halnya akan timbul keraguan di dada manusia apabila mereka melihat Nabi saw seorang terpelajar dan pandai bergaul dengan kitab-kitab, sejarah ummat-ummat terdahulu dan semua peradaban negara-negara sekitarnya. Dan dikhawatirkan pula akan timbul keraguan di dada manusia manakala melihat munculnya dakwah Islamiyah di antara 2 ummat yang memiliki peradaban budaya dan sejarah seperti Persia, Yunani ataupun Romawi. Sebab orang yang ragu dan menolak mungkin akan menuduh dakwah Islam sbagai mata rantai pengalaman budaya dan pemikiran-pemikiran filosof yang akhirnya melahirkan peradaban yang unik dan perundang-undangan yang sempurna. Al-Quran telah menjelaskan hikmah ini dengan ungkapan yang jelas. Firman Allah : “Dialah yang mengutus kepada kaum yang ummi seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mereka diajar akan kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan ynag nyata.“ QS al-Jumu’ah, 2 Allah telah menghendaki Rasul-Nya seorang yang ummi dan kaum di mana Rasul ini diutus juga kaum secara mayoritas ummi, agar mu’jizat kenabian dan syari’at Islamiyah menjadi jelas di jalan pikiran, tiadk ada penghamburan antara dakwah Islam dengan dakwah-dakwah manusia yng bermacam-macam. Ini sebagaimana nampak jelas, merupakan rahmat yang besar bagi hambah-Nya.
            Selain itu ada pula hikmah-hikmah yang tidak tersembunyi bagi orang yang mencarinya, antara lain :
1. Sebagainana telah diketahui Allah menjadikan Baitul-Haram sebagai tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman ( 2:125 ) dan rumah ynag pertama kali dibangun bagi mausia untuk beribadah dan menegakkan syi’ar-syi’ar agama. Allah juga telah menjadikan dakwah bapak para Nabi, Ibrahim As, di lembah tersebut. Maka semua itu merupakan kelaziman dan kesempurnaan, jika lembah yang diberkati ini juga menjadi tempat lahirnya dakwah Islam yang notabene, adalah millah Ibrahim dan menjadi tempat diutus dan lahirnya pemungkas para Nabi. Bagaimana tidak, sedangkan dia termasuk keturunan Nabi Ibrahim as.
2. Secara geografis jazirah Arabia sangat konduktif untuk mengemban tugas dakwah seperti ini. Karena jazirah ini terletak, sebagaimana telah kami sebutkan , di bagian tengah ummat-ummat yang ada di sekitarnya. Posisi geografis ini akan menjadikan penyebaran dakwah Islam ke semua bangsa dan negara di sekitarnya berjalan dengan gampang dan lancar. Bila kita perhatikan kembali sejarah dakwah Islam pada permulaan Islam dan pada masa pemerintahan para Khalifah yang terpimpin, niscaya akan mengakui kebenaran hal ini.
3. Sudah menjadi kebijaksanaan Allah untuk menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa dakwah Islam, dan media langsung untuk menterjemahkan Kalam Allah dan penyampaiannya kepada kita. Jika kita kaji karakteristik semua bahasa lalu kita bandingkan antara satu dengan lainnya, niscaya akan kita temukan bahwa bahasa Arab banyak memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Maka, sudah sepatutnya jika bahasa Arab dijadikan bahasa pertama bagi kaum Muslimin di seluruh penjurzu dunia.

Sabtu, 24 Maret 2012

Hadits Batas Pendek Rambut Wanita



Permasalah boleh tidaknya wanita memotong rambutnya, merupakan permasalah yang diperselisihkan oleh para ulama. Sebagian menyatakan haram, yang lain menyatakan bahwa tersebut adalah makruh. Yang lainnya lagi menyatakan bahwa hal tersebut adalah diperbolehkan. Sedangkan hadis yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW melarang wanita memotong rambutnya, hadis tersebut adalah hadis dhoif. (Dhoif Sunan An-nasa’i karya Al-Bani hal 169)
Diantara ulama yang menyatakan bahwa wanita boleh memotong rambutnya adalah Syeikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin (walaupun beliau menyatakan bahwa hal tersebut tidak disukainya) dan Abdulloh bin Baz. Syeikh Utsaimin menyatakan bahwa “pada asalnya wanita boleh memotong rambutnya. Hanya saja hal tersebut tidak sampai menyerupai potongan rambut laki-laki karena dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda: “Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.” (HR Tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah) Jika hal tersebut dilakukan maka hukumnya adalah haram. Demikian juga, jika tujuan memotong rambut adalah untuk mengikuti mode atau trend orang-orang non muslim, maka hal tersebut juga terlarang untuk dilakukan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka.”(HR Abu Daud) (Majmu’ Fatwa wa rasa’il Ibnu Utsaimin 4/134-135)
Dengan demikian, yang menjadi batasan ketika akan memotong rambut bagi wanita adalah tidak sampai menyerupai potongan rambut laki-laki atau mode rambut wanita-wanita non muslim. Selama hal tersebut tidak dilakukan maka memotong rambut bagi wanita diperbolehkan.

Jumat, 03 Februari 2012

4 AMALAN YANG SETARA HAJI DAN UMRAH



Allah Maha Pemurah, diantara refleksi sifat Maha Pemurah Allah, Allah mensyariatkan  amal-amal yang ringan dikerjakan namun pahalanya (balasan kebaikannya) berlipat ganda, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan amal-amal ini, kita sebagai umat manusia yang ditakdirkan Allah memiliki usia yang pendek, rata-rata antara 60-70 tahun bisa mengoptimalkan usia kita untuk mendapatkan balasan kebaikan dari Allah yang berlipat ganda. Diantara amal-amal ringan tapi berpahala besar adalah amal-amal yang pahalanya setara dengan pahala ibadah haji dan umrah. Amalan-amalan tersebut diantaranya:

1. KELUAR DARI RUMAH MENUJU SHALAT FARDHU DI MASJID DALAM KONDISI SUDAH BERSUCI.
Dari ABu Umamah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk menunaikan shalat fardhu, pahalanya seperti pahala haji orang berihram." (Shahih: Shahih Abu Dawud, no 558)


2. SHALAT BERJAMA'AH DI MASJID KEMUDIAN DUDUK BERDZIKIR SAMPAI TERBIT MATAHARI LALU SHALAT 2 RAKA'AT

مَنْ صَلَّىالْغَدَا ةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِحَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ   
Dari Anas bin Malik, Rasulullah s.a.w bersabda, " Barangsiapa Shalat Subuh berjamaah lalu duduk berdzikir (mengingat) Allah sampai terbit matahari kemudian shalat 2 raka'at, maka baginya pahala seperti pahala haji dan umrah yang sempurna, sempurna, sempurna." (Hasan: Shahih At-Tirmidzi, no. 480, 586; Shahih At-Targhib wa AT-Tarhib, no. 464; Ash-Shahihah, no. 3403)
(Dishahihkan oleh Al-Albani). Dalam hadits lain, dari Abu Umamah dan 'Utbah bin 'Abd, Rasulullah bersabda, "Barangsiapa shalat Subuh dalam sebuah masjid secara berjama'ah lalu tinggal di dalamnya hingga ia Shalat Dhuha, maka ia mendapatkan pahala seperti pahalanya orang haji dan umrah yang sempurna haji dan umrahnya." (Hasan li ghairihi: Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, no. 469).
Dalam hadits-hadits diatas, Rasulullah menyebutkan dzikir secara umum. Masuk dalam dzikir adalah ta'lim/kajian Islam. Selain lebih banyak faedahnya karena mempelajari ilmu syar'i, juga karena lebih meringankan jiwa yang terkadang malas berdzikir sendiri dalam waktu yang cukup lama.

3. MEMPELAJARI ATAU MENGAJARKAN KEBAIKAN DI MASJID
Dari Abu Umamah, Nabi saw bersabda," Barangsiapa pergi ke masjid, dia tidak menginginkan kecuali mempelajari suatu kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya pahala seperti pahala orang haji sempurna hajinya.". Dalam riwayat lain dengan redaksi, "Barangsiapa berangkat di pagi hari menuju masjid, ia tidak menginginkan kecuali untuk mempelajari suatu kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya pahala orang yang melaksanakan umrah dengan umrah yang sempurna. Dan barangsiapa berangkat sore hari menuju masjid, ia tidak menginginkan kecuali mempelajari suatu kebaikan atau mengajarkannya, maka ia mendapatkan pahala orang yang naik haji dengan haji yang sempurna."(Hasan Shahih: Shahih At-Targhib wa AT-Tarhib no 82).
Perlu diketahui, pahala ini bisa didapat dengan syarat, pelaku sebelum masuk ke dalam masjid, di perjalanan menuju masjid, atau masih dirumah, haruslah berniat untuk mempelajari atau mengajarkan kebaikan. Nabi dalam hadits diatas tidak menetapkan durasi waktu tertentu.

4. MELAKSANAKAN SHALAT FARDHU BERJAMA'AH DAN SHALAT DHUHA DI MASJID
Dari Abu Umamah, Rasulullah s.a.w bersabda," Barangsiapa berjalan menuju berjama'ah sholat wajib, maka dia seperti berhaji. Dan barang siapa berjalan menuju shalat tathawwu'(sunnah) maka dia seperti berumrah yang nafilah (istilah lain sunnah)." (Hasan: Shahih Al-Jami' no. 6556), dalam hadits yang lainnya, Rasulullah bersabda," Barangsiapa keluar dari rumahnya dalam keadaan sudah bersuci untuk shalat fardhu maka pahalanya seperti pahala orang haji yang berihram, Dan barangsiapa keluar shalat Dhuha dia tidak bermaksud kecuali itu, maka pahalanya seperti pahala orang yang berumrah. Dan shalat sesudah shalat yang tidak ada perbuatan sia-sia di antara keduanya diyulis di kitab 'Illiyyin."( Shahih: Shahih Sunan Abu Dawud, no. 522;Shahih Al-Jami' no. 6228)

Itulah beberapa amalan yang pahalanya setara dengan pahala orang yang sedang berhaji dan berumrah. Perlu diingat, amal-amal ini tidak bisa menggugurkan kewajiban berhaji dan berumrah. Orang-orang yang telah mengerjakan amal-amal ini tetap wajib melaksanakan ibadah haji dan umrah. Al-Munawi dalam Al-Faidh Al-Qadiir jilid 6 hal. 228, "makna mendapat pahala haji atau mendapat pahala seperti pahala haji, tetapi tidak harus sama persis." Maka, amal-amal yang berpahala seperti/setara pahala haji dan umrah itu tidak menghapus kewajiban haji dan umrah.

Seandainya amal-amal itu bisa mengganti kewajiban haji dan umrah atas setiap muslim, maka tidak akan ada orang yang melaksanakan haji dan umrah sejak zaman Nabi Muhammad. Nabi Muhammad yang mensosialisasikan amal-amal tersebut saja tetap melakukan haji dan umrah, demikian juga para pengikut beliau yang setia. Maka sebuah bid'ah dan kesesatan jika seseorang yang tidak berhaji dan berumrah dengan alasan telah beramal dengan amal-amal berpahala seperti pahala dan haji.


Referensi: Ath-Thaybah edisi Dzul Qa’dah 1431